Detail Berita

Koneksi Antarmateri - Modul 2.3 - Coaching Untuk Supervisi Akademik

Rabu, 6 Desember 2023 14:42 WIB
4986 |   -

Pada modul 2.3 ini saya memperoleh atau memahami bahwa menurut Standar Proses pada Standar Nasional Pendidikan Pasal 12 yaitu: Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b diselenggarakan dalam suasana belajar yang: interaktif; inspiratif; menyenangkan; menantang; memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif; dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis Peserta Didik.

 

Maka supervisi sebaiknya dijalankan dan benar-benar berfokus pada standar yang sudah ditetapkan dalam standar proses tersebut. Sebagai upaya untuk memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid. Sehingga supervisi dapat digunakan sebagai perbaikan dan pengembangan diri guru di sekolah.

 

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam supervisi adalah pendekatan dengan paradigma berpikir yang memberdayakan. Maka salah satu pendekatannya adalah coaching yang merupakan kunci pembuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya.

 

Coaching adalah sebuah proses kolaborasi yang fokus pada solusi dalam memaksimalkan kinerja dari coachee. Bisa dibilang juga bahwa coaching adalah menuntun dan menghantarkan coachee untuk menemukan ide atau mengatasi tantangan yang dihadapi, dan coaching juga membangun kemitraan yang setara sehingga coachee yang sendiri yang mengambil keputusan. Jadi coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya.

 

Berdasarkan definisi prinsip coaching dikembangkan dari tiga kata/frasa kunci yaitu

1.   Kemitraan

2.   Proses kreatif,

3.   Memaksimalkan potensi.

 

Paradigma berfikir coaching adalah:

a.   Fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan

b.   Bersikap terbuka dan ingin tahu

c.   Memiliki kesadaran diri yang kuat

d.   Mampu melihat peluang baru dan masa depan

 

Maka berdasarkan prinsip dan paradigma berpikir diatas, coaching adalah sangat bisa digunakan dalam proses supervisi. Tujuannya agar supervisi tidak lagi di isi dengan semangat mengevaluasi, namun semangat yang lebih mewarnai dalam proses supervisi yaitu semangat yang memberdayakan.

 

Setelah saya mempelajari modul 2.3 ini saya merasa senang dan penasaran, karena banyak hal baru yang sebelumnya tidak saya ketahui dan dengar. Sehingga saya mencoba untuk mengikuti alur yang ada dalam LMS. Seperti di modul sebelumnya saya merasa ketika saya mengikuti alur dalam LMS dengan baik maka saya akan lebih mudah dalam memahami materi yang dibahas. Hasilnya sekarang saya sudah memahami materi coaching untuk supervisi akademik, meskipun belum sepenuhnya. Namun setidaknya sudah tahu hal-hal mendasar terkait supervisi.

 

Kemudian dalam proses pembelajaran modul ini juga saya sudah mampu menerapkan kompetensi yang harus dimiliki dalam coaching dan mampu menerapkan alur TIRTA dalam melakukan percakapan cocahing. Karena dalam modul ini kita terus dilatih dengan diminta mempraktikkan. Hasilnya kita dapat memahami dan menggali informasi lebih mendalam.


Komentar

×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa
Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar di sini